Kampung Alpukat Kalibening: Dari Dusun Terpencil Menjadi Sentra Bibit Alpukat Nasional

 

Kab. Semarang, suaragardanasional.com | Dusun Kalibening, yang terletak di Desa Kebondalem, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, dulunya hanyalah sebuah dusun kecil yang terpencil dan tertinggal. Namun kini, Kalibening telah bertransformasi menjadi pusat literasi pertanian sekaligus penangkaran bibit alpukat berskala nasional.


Ketenaran Kalibening tersebar hingga penjuru Nusantara berkat keberhasilannya dalam membudidayakan dan menangkarkan bibit alpukat unggul, bahkan menciptakan varietas baru dengan merek "Alpukat Kalibening".


Ciri Khas Alpukat Kalibening

Varietas ini memiliki kesamaan dengan alpukat jenis Pluwang dan Pangeran, namun dengan bentuk yang lebih oval menyerupai bola lampu. Berat rata-ratanya mencapai 7 ons, kulitnya mengilap saat matang, bijinya kecil dan berada di bagian oval bawah, serta memiliki daging buah yang tebal dan legit.


Keunggulan lain dari alpukat Kalibening adalah kemampuannya beradaptasi di berbagai ketinggian—dari dataran rendah 10 mdpl hingga dataran tinggi 1.000 mdpl—menjadikannya cocok ditanam di berbagai wilayah Indonesia.


Gotong Royong dan Inovasi Warga

Letak geografis Kalibening yang berbukit dan dikelilingi jurang justru memicu semangat inovasi warganya. Saat ini, terdapat 40 orang petani anggota kelompok tani yang secara rutin mampu menyediakan hingga 5.000 bibit alpukat setiap waktu.


Salah satu tokoh penting adalah Mulyanto, Kepala Dusun sekaligus bendahara kelompok tani, yang aktif menggerakkan kegiatan penangkaran bersama petani lainnya. Bahkan, halaman rumahnya telah disulap menjadi tempat edukasi yang dapat menampung hingga 100 orang untuk acara seperti pelatihan, workshop, dan studi banding.


Tersedia juga demonstration plot (denplot) tanaman alpukat yang sudah berbuah, menjadikan Kalibening tempat belajar yang lengkap bagi siapa pun yang ingin menekuni dunia alpukat. Tahun lalu, lokasi ini bahkan dikunjungi oleh Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah untuk studi dan pembelian bibit.


Literasi Bertani untuk Generasi Muda

Kisah sukses Kalibening menjadi contoh inspiratif bahwa bertani itu menjanjikan dan mudah dilakukan, terutama bagi generasi muda. Kampung ini kini menjadi destinasi belajar para kelompok tani dari berbagai daerah, sebagai tempat menimba ilmu dan berbagi praktik terbaik dalam bertani alpukat.


Komitmen pada Pertanian Organik

Petani alpukat Kalibening juga mengedepankan prinsip pertanian organik. Mereka mengolah media tanam dengan pupuk kandang, khususnya dari kambing, sebagai bahan utama. Cara ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga meningkatkan kualitas buah.(BP)

Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top