Pancasila Bukan Sekadar Sejarah, tapi Jalan Hidup Anak Muda yang Berani Bermimpi

 

Jepara, suaragardanasional.com | Setiap tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Tapi bagi kita, generasi muda, pertanyaannya bukan cuma "apa itu Pancasila?"—melainkan, “masih relevankah Pancasila dalam hidup kita sekarang?”


Jawabannya: sangat relevan. Bahkan, justru kitalah generasi yang paling menentukan apakah Pancasila akan terus hidup, atau tinggal jadi slogan di spanduk peringatan hari besar.


Di Jepara, tanah kelahiran RA. Kartini—ikon perjuangan perempuan, pendidikan, dan keadilan—Pancasila bukan hanya wacana. Ia hidup dalam budaya, dalam gotong royong warga, dan dalam semangat solidaritas yang tak pernah padam.


Andang Wahyu Triyanto, kader muda PDI Perjuangan Jepara, mengatakan bahwa Hari Lahir Pancasila bukan sekadar momen seremonial. Ini adalah momentum untuk meneguhkan kembali arah hidup: bahwa kita sebagai anak bangsa punya tanggung jawab membangun Indonesia yang lebih adil, berbudaya, dan berdaulat.


Pancasila itu bukan milik masa lalu. Ia adalah kompas masa depan. Bagi generasi muda, Pancasila adalah cahaya di tengah kegelapan individualisme dan apatisme,” katanya.


Kita Butuh Anak Muda yang Berani Peduli


Hari ini, kita hidup di zaman digital, serba cepat dan canggih. Tapi tanpa akar, tanpa nilai, teknologi hanya jadi alat kosong. Pancasila mengingatkan kita bahwa kemajuan teknologi harus seiring dengan kemajuan moral, budaya, dan keadilan.


Jepara punya segudang contoh tentang bagaimana Pancasila dihidupkan setiap hari:


- Ketika warga kampung saling bantu tanpa pamrih.


- Ketika UMKM dan pengrajin mebel bekerja sama mengangkat ekonomi lokal.


- Ketika petani dan nelayan didengar aspirasinya.


- Ketika anak-anak sekolah di pelosok pantai Jepara tetap mendapat hak pendidikan yang layak.


Itulah implementasi Pancasila: berpihak pada kemanusiaan, keadilan, dan keberagaman.


Bangun dengan Semangat Trisakti: Politik, Ekonomi, dan Budaya yang Merdeka


Kader-kader muda PDI Perjuangan di Jepara terinspirasi oleh semangat Trisakti Bung Karno:


-  Berdaulat dalam politik — artinya, anak muda harus melek isu, aktif di masyarakat, bukan sekadar jadi buzzer atau penonton.


- Berdikari dalam ekonomi — artinya, kita dorong ekonomi kreatif lokal, UMKM, pertanian, dan perikanan yang mandiri.


- Berkepribadian dalam kebudayaan — artinya, bangga jadi orang Indonesia, menjunjung toleransi, menjaga tradisi, tapi juga terbuka terhadap dunia.



Jangan Malu Bicara Pancasila


Banyak anak muda hari ini merasa "pembicaraan soal Pancasila itu berat, kuno, dan terlalu politis." Tapi justru sekarang saatnya kita merebut kembali makna Pancasila ke tangan rakyat—ke tangan anak muda yang ingin perubahan nyata, bukan basa-basi politik.


Pancasila bukan barang museum. Ia adalah energi hidup, dan bahan bakar untuk generasi muda yang ingin membangun Indonesia lebih adil dan bermartabat.


Mari kita tunjukkan, bahwa Pancasila bukan milik satu partai atau satu tokoh saja. Tapi milik kita semua, terutama kamu—anak muda yang berani bermimpi, berpikir kritis, dan mau bertindak nyata.


Pancasila Itu Kamu


Di tangan kita, Pancasila hidup. Dalam tindakanmu yang adil. Dalam kata-katamu yang jujur. Dalam pilihan hidupmu yang berpihak pada kebaikan bersama. Dan dalam mimpimu tentang Indonesia yang lebih manusiawi.


“Jangan hanya teriak ‘NKRI harga mati’, tapi tinggalkan tetangga yang kesusahan. Jangan bicara kebhinekaan, kalau masih alergi pada perbedaan. Mulailah dari hal kecil, dari hati yang bersih, dari niat yang tulus.”


Karena Pancasila adalah rumah bersama. Dan kamu, anak muda Indonesia, adalah penjaga pintunya.(Hani)

Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top