Budidaya Bawang Merah dengan Benih TSS: Hemat Biaya, Minim Penyakit, Hasil Panen Berlipat

 

Semarang, suaragardanasional.com | Budidaya bawang merah kini memasuki babak baru dengan penggunaan True Shallot Seed (TSS) atau benih bawang merah dari biji, bukan dari umbi seperti cara tradisional. TSS dihasilkan dari bunga bawang merah yang telah diserbuki, menghasilkan biji kering yang mirip dengan biji sayuran lainnya.


Perbedaan mendasar antara bibit umbi dan TSS terletak pada cara perbanyakan dan keunggulannya:


Bibit umbi berasal dari umbi kecil hasil panen sebelumnya, bersifat klonal (genetik identik), namun berisiko membawa penyakit tular umbi.


TSS berasal dari biji kering, bebas penyakit tular umbi, lebih tahan simpan, mudah dikirim, dan harganya jauh lebih murah.


Secara ekonomi, keuntungan TSS sangat jelas. Untuk 1 hektar lahan, kebutuhan bibit umbi bisa mencapai ±1 ton dengan harga sekitar Rp75.000/kg, setara Rp75 juta hanya untuk bibit. Sementara TSS hanya memerlukan sekitar 3–5 kg/ha, dengan harga rata-rata Rp3–5 juta/kg. Artinya, total biaya bibit hanya sekitar Rp15 juta/ha—hemat Rp60 juta per hektar dibanding cara konvensional.


Dari sisi produktivitas, TSS berpotensi menghasilkan 15–18 ton/ha jika teknik persemaian dan pemeliharaan dilakukan tepat. Pada masa awal adaptasi, hasil mungkin sedikit lebih rendah (10–14 ton/ha), namun akan meningkat seiring pengalaman petani. Kualitas rasa dan aroma umbi dari TSS setara dengan umbi tradisional, meskipun ukuran dan warna bisa sedikit lebih bervariasi.

Tantangan utama TSS terletak pada proses persemaian (45–60 hari sebelum pindah tanam) dan keterampilan awal petani dalam pengelolaan bibit. Namun, dengan penguasaan teknik, TSS bukan hanya mampu menekan biaya produksi secara signifikan, tetapi juga menjadi solusi jangka panjang untuk ketersediaan bibit sehat dan berkualitas.


📌 Kesimpulan:

TSS membuka peluang bagi petani bawang merah untuk berproduksi lebih hemat, lebih sehat, dan tetap kompetitif di pasar. Dengan penerapan teknik yang tepat, sistem ini mampu mengimbangi bahkan melampaui hasil dari bibit umbi, sekaligus mengurangi ketergantungan pada bibit konvensional yang mahal dan rawan penyakit.(BP)

Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top