Jepara, suaragardanasional.com | Kemerdekaan bukan sekadar bebas dari penjajah dan merayakan 17 Agustus dengan parade meriah. Tanpa integritas, kemerdekaan hanyalah tubuh megah tanpa jiwa.
Pejuang dahulu rela berkorban tanpa pamrih. Mereka berjuang demi harga diri bangsa, bukan demi kepentingan pribadi. Namun hari ini, kita justru membiarkan penjajahan modern masuk lewat korupsi, suap, politik kotor, dan kebohongan yang dibudayakan. Inilah kebohongan kolektif — semua tahu itu salah, tapi memilih diam.
Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri."
(QS. Ar-Ra’d: 11)
Integritas adalah berani berkata benar walau pahit, jujur meski tak ada yang melihat, dan menolak yang haram walau tampak menguntungkan. Bangsa tidak akan runtuh karena peluru musuh, tetapi akan hancur jika moral bangsanya sendiri rusak.
Kemerdekaan sejati dimulai dari diri sendiri:
• Seorang ibu yang mendidik anaknya jujur.
• Seorang guru yang menolak memanipulasi nilai.
• Seorang pejabat yang menolak korupsi walau diancam.
Allah SWT juga mengingatkan:
"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri."
(QS. An-Nisa: 135)
Jika integritas menjadi budaya, merah putih akan berkibar bukan hanya di tiang, tetapi di hati setiap anak bangsa. Merdeka bukan hanya bebas dari penjajah, melainkan bebas dari hawa nafsu, kebohongan, ketakutan, dan ketidakadilan.
Integritas: Nafas dari Kemerdekaan
Integritas bukan sekadar kejujuran di depan orang lain, tetapi kesesuaian antara hati, pikiran, dan tindakan. Ia adalah menolak yang haram meski menguntungkan. Ia adalah keberanian berkata benar meski membuat kita terasing.
Bangsa tanpa integritas akan runtuh, bahkan tanpa diserang. Sejarah telah membuktikan, banyak kerajaan besar hancur bukan karena invasi luar, tetapi karena korupsi moral dari dalam.
Kesadaran dan Harapan
Merdeka tanpa integritas hanyalah ilusi. Namun harapan itu belum padam. Selama masih ada hati yang berani berkata benar, tangan yang menolak suap, dan langkah yang memilih kejujuran, kemerdekaan sejati tetap mungkin terwujud.
Kelak, ketika integritas menjadi napas setiap warga, bendera merah putih akan berkibar bukan hanya di udara, tetapi di dalam dada setiap insan negeri ini.
Kebebasan hakiki lahir dari keberanian menegakkan kebenaran, menunaikan amanah, dan menempatkan integritas di atas segalanya.
(Hani)

