FKMPT Jadi Penyeimbang di Temanggung

 

KAWAL TEMANGGUNG : Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Temanggung atau FKMPT terbentuk solid. Berbagai tokoh berlatar belakang berbeda menghimpun di lembaga ini, sebagai penyeimbang dan memberikan kontribusi positif bagi Kabupaten Temanggung. Foto : Hery Setyadi



Temanggung, suaragardanasional.com - Kabupaten Temanggung butuh penyeimbang. Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Kepala Daerah dan DPRD, senantiasa harus dikritisi dengan saran yang membangun. Ini adalah bentuk masih adanya kepedulian masyarakat kepada daerahnya. 


Ketua Umum FKMPT (Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Kabupaten Temanggung) Drs Humam Sabroni MM saat untuk pertama kalinya sosialisaai program kerja lembaga ini mengemukakan warga masyarakat berhak tahu apa yamg dikerjakan oleh pemerintah daerah. 


"Dalam perjalanan kepemimpinan di Kabupaten Temanggung, sebenarnya kami sudah ikut memberikan masukan kepada Bupati Temanggung dari dulu hingga kini. Di SMK Swadaya ini hampir semua Bupati Temanggung sudah pernah datangi sekolah ini. Yang belum pernah itu Bupati Khadziq," ujar Humam dihadapan puluhan pengurus FKMPT yang terdiri dari tokoh masyarakat berbagai bidang ini, Sabtu (27/9/2025). 


"Kami sering sampaikan kepada para bupati. Kami mengamati, Kabupaten Temanggung ini bukan kota bersih lagi. Tapi sudah menjadi kota yang kumuh. 


Citra yang pernah disandang kota ini sebagai Kota Terbersih sudah pudar," kata Humam menunjukkan sikap keprihatinannya. 


Humam juga menyentil soal pendidikan di kabupaten ini yang tak kalah memprihatinkan. Setiap sekolah perlu diajarkan soal kebersihan. Soal guru, yang masih banyak, yang bergaji 300 ribu per bulan. Mau dibawa kemana mutu kualitas anak-anak Temanggungnke depan. "Kami pernah mengajak 70 orang ke Provinsi untuk memprotes tentang penempatan pengampu Cabang Dinas di Magelang yang diisi orang-orang yang hampir pensiun, yang tidak profesional. Ini berpengaruh pada keberlangsungan kualitas pendidikan di daerah," imbuhnya. 


Tak kalah penting soal perekonomian. Untuk memperlancar ekonomi, di pedesaan jalanan harus diperlebar. Apalagi di jalur-jalur pelosok yang masih berupa tanah, yang menyulitkan petani membawa hasil pertanian. Setiap kepala daerah harus jeli dan bisa memgeksekusi akses jalan lebih baik dari sebelumnya. 


FKMPT juga prihatin dengan keberadaan Rutan atau rumah tahanan yang berada di tengah kota. FKMPT akan usulkan rutan untuk dipindah ke lokasi lain yang lebih representatif. Di lokasi rutan saat ini tersebut sebenarnya bisa untuk lokasi parkir Masjid Agung Darrusalam dan untuk display produk UMKM Temanggung. Temanggung butuh landmark yang bagus. 

Demontrasi massa yang sempat anarkis di Temanggung baru-baru ini menjadi perhatian forum ini. Temanggung menjadi eksperimen pihak lain untuk berdemo. Meskipun masyarakat juga punya hak untuk menyampaikan aspirasi, tapi jangan sampai anarkis. Pemerintah daerah seyogyanya terus membangun komunikasi dengan masyarakat. 


FKMPT di forum ini bersepakat, akan merumuskan program yang akan disodorkan ke Bupati Temanggung dan DPRD Kabupaten Temanggung. Pemerintah daerah harus banyak mendengar dan menerima masukan dari masyarakat. "Kami pastikan akan rajin kirim laporan dan masukan ke pemerintah daerah atau ke dinas terkait, soal apapun. Kondisi kota yang berantakan, banyak sampah, sangat memprihatinkan. Kemudian, masih ada yang tidak mengibarkan bendera merah putih di tanggal 17 Agustus. Bagaimana membangun rasa nasionalisme di kabupaten, kalau bendera nasional saja tidak dikibarkan," tandas Humam. 


Penataan lingkungan pun disoroti FKMPT. Pemilihan jenis pohon yang ditanam di pinggir jalan harus diperhatikan betul. Jangan asal tanam pohon yang jebis akarnya merusak trotoar, jalan aspal bahkan bangunan. Dampaknya adalah kerusakan, yang nantinya pasti akan menghabiskan uang rakyat untuk membangun kembali. (Hery S)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top