Kabupaten Semarang, suaragardanasional.com | Bertepatan dengan 1 Maulud (kalender Jawa) atau 12 Rabiulawal 1447H, umat Islam di Desa Delik Tuntang menggelar Pengajian Akbar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Acara yang masuk dalam agenda Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) ini menghadirkan mubaligh KH. Amin Mustofa dari Solo, dengan iringan syair-syair shalawat dari OMG Musik Nasidaria.
Tausiyah KH. Amin Mustofa
Dalam ceramahnya, KH. Amin Mustofa menekankan bahwa cinta kepada Rasulullah SAW harus diwujudkan dalam cinta dan kebiasaan bershalawat. Wujud cinta tersebut juga tercermin dalam kasih sayang kepada orang tua, pasangan hidup, keluarga, serta sesama manusia.
“Kasih sayang orang tua kepada anak tidak akan pernah sebanding dengan kasih anak kepada orang tuanya. Karena itu, berbakti dan menyayangi orang tua hukumnya fardhu ‘ain,” tuturnya.
Beliau juga menegaskan bahwa keluarga yang dipenuhi cinta dan kasih sayang akan menjadi keluarga yang menyejukkan, sementara sikap berbaik sangka (husnudzon) dan menjauhi kebencian adalah kunci kedamaian bermasyarakat.
Kebersamaan dalam PHBI
Ketua Muslimat NU Desa Delik, Hj. Ummi Salamah, S.Ag, menyampaikan bahwa peringatan Maulid Nabi ini merupakan agenda rutin tahunan yang digilir pelaksanaannya di tiap dusun. Acara ini terselenggara berkat kerja sama Muslimat, Fatayat, Banser, Ansor, dan seluruh masyarakat Desa Delik.
“Peringatan ini bukan sekadar ritual, tapi momentum menyatukan umat, memperkuat ukhuwah, dan harus terus ditingkatkan dari tahun ke tahun,” ungkapnya.
Pesan dari Kepala Desa
Kepala Desa Delik, Punadi, S.E, menambahkan bahwa PHBI merupakan wujud kekompakan masyarakat dalam menjalankan nilai keagamaan sekaligus membangun pemerintahan yang harmonis.
“Keselarasan dan kekompakan ini jangan sampai ternodai isu atau provokasi yang marak. Umat Islam adalah satu hati, membangun masyarakat dengan tuntunan Rasulullah SAW,” pesannya.
Makna Kesuksesan Acara
Panitia menegaskan bahwa kesuksesan acara ini bukan hanya dilihat dari kemeriahan dan antusiasme jamaah, tetapi juga dari isi tausiyah yang mampu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Doa, tenaga, sumbang saran, kekompakan, serta bantuan finansial menjadi penopang utama. Namun yang lebih penting adalah bagaimana iman kita bertambah dan termanifestasi dalam perbuatan baik setelah acara ini,” tutup panitia.(BP)