Kab. Semarang, suaragardanasional.com | Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H sekaligus Haul Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Majelis Dzikir Al Arif menggelar acara religius yang penuh khidmat yang bertempat di desa Randugunting RT 02 RW 04 Kec. Bergas Kab. Semarang.(04/10/2025).
Acara tersebut dihadiri oleh ratusan jamaah dari berbagai kalangan, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan jamaah majelis Dzikir yang sudah terbentuk di berbagai wilayah, Antara lain Majelis Dzikir Toriqoh Qodriyah Naqsyabandiah Al Ikhlas Desa Jatijajar , Majelis Dzikir Toriqoh Qodriyah Naqsyabandiah ARKANA Tegalsari Kota Semarang, Majelis Dzikir Toriqoh Qodriyah Naqsyabandiah di Desa Kalijeruk Lemahireng, TegalRejo Bawen, Menjobo Kudus, Kalikotes Klaten, Kalijamak Desa Merakrejo Bawen.
Kegiatan dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustad Nurcholis dilanjutkan dengan sambutan ketua panitia. Dalam sambutannya, Rusmanto mengatakan bahwa peringatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi juga momentum untuk meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW serta memperkuat spiritualitas dan persaudaraan umat Islam. “Melalui peringatan Maulid Nabi dan Haul Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, kita diingatkan untuk menanamkan cinta kepada Rasulullah dan meneladani perjuangan para wali Allah,” ujarnya.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani oleh Hanif Surya, bahwa tuanku Syekh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang wali besar yang dikenal sebagai pendiri Thoriqoh Qadiriyah dan simbol keteladanan dalam ilmu, amal, dan akhlak.
Dalam Ilmu dan Amal Sejak muda, beliau sangat rajin belajar dan beribadah. Beliau belajar ilmu Al-Qur’an, hadis, fikih, dan tasawuf kepada ulama besar di Baghdad. Setelah dewasa, beliau menjadi guru besar dan pemimpin para wali (Sultanul Auliya). Beliau sangat zuhud, sabar, rendah hati, dan selalu menolong orang miskin. Setiap perkataannya penuh hikmah dan membuat banyak orang bertaubat kepada Allah.
Allah memberi banyak karomah kepada beliau, di antaranya: Saat bayi, beliau tidak mau menyusu di siang hari pada bulan Ramadan. Doanya cepat dikabulkan oleh Allah. Beliau bisa mengetahui isi hati orang yang datang kepadanya. Banyak orang sakit sembuh, dan banyak pendosa bertaubat melalui beliau.
Puncak acara diisi dengan tausiah dan dzikir bersama oleh Mursyid Syekh Abdullah Abbas bin Muhammad Fatichin Abbas yang mengulas kisah keteladanan Rasulullah SAW dalam membangun peradaban Islam dengan kasih sayang, serta perjuangan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam menegakkan dakwah dan membimbing umat menuju jalan kebenaran.
Dalam ceramahnya, beliau mengatakan tujuan dari majelis Dzikir Al Arif ini salah satunya belajar tentang "inalilahi wa inalilahi rojiun" Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali". Jadi kita belajar bagaimana manusia itu bisa kembali di sisi Allah saat sudah waktunya meninggal."ujarnya".
Dalam beribadah itu kita tidak boleh merasa cukup, Ketika seseorang merasa ibadahnya sudah banyak, ia bisa lalai, merasa lebih baik dari orang lain, kehilangan keikhlasan dan akan muncul sifat sombong. "Allohuma anta maqsudi wa ridhoka matlubi atini ahabataka wa maqrifataka ya arhamar rohimin" Bahwa ibadah itu bagian dari kita rindu terhadap Allah bukan karena surga atau nerakanya."tambahnya".
Kegiatan ditutup dengan doa dan makan bersama. Suasana haru dan khidmat menyelimuti seluruh rangkaian acara, menandakan kecintaan yang mendalam kepada Rasulullah SAW dan para wali Allah.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan semakin tumbuh semangat keimanan, kebersamaan, dan cinta kepada Allah SWT serta Rasul-Nya di tengah masyarakat.(*)



