Jepara, suaragardanasional.com | Guna meningkatkan kemampuan dan menambah pengetahuan tentang kebencanaan pada para siswa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Jepara memberikan materi dan praktik Water Rescue pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Tahunan, (Dalam keadaan darurat, dan sekaligus evakuasi korban di darat dan air).
Kegiatan tersebut digelar di Pantai Prawean Bandengan, Kecamatan Jepara, dan diikuti sebanyak 18 orang siswa dan siswi dari SMA Negeri 1 Tahunan, dibawahan panduan 4 orang perwakilan dari BPBD kabupaten Jepara, yaitu Dedi Irawan, Afif Khoironi dan Agus Supriyanto. Hal itu disampaikan oleh Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Nugroho Isman pada media. Minggu (22/6/2025) pagi.
Sementara menurut Kepala BPBD kabupaten Jepara, Arwin menjelaskan tentang pengertian water rescue adalah sebuah tindakan penyelamatan terhadap seseorang yang berada dalam situasi bahaya di air, seperti tenggelam atau kecelakaan perahu. Ini melibatkan upaya untuk mengevakuasi korban dari perairan dan memberikan pertolongan pertama jika diperlukan.
"Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam water rescue, seperti memiliki kemampuan untuk bagi seseorang yang ingin memberikan pertolongan pada orang lain.
Penolong harus memiliki kemampuan berenang yang baik, pengetahua tentang pertolongan pertama, dan keterampilan dalam menggunakan peralatan penyelamatan di air."
Sedangkan peralatan yang umum digunakan dalam water rescue meliputi pelampung, tali, perahu, dan alat bantu lainnya. Kemudian teknik penyelamatan yang umum digunakan dalam water rescue adalah Reach (Menjangkau) atau menjangkau korban dengan tangan atau alat bantu dari tepi air, paparnya.
Arwin juga menyampaikan disisi lain, BPBD kabupaten Jepara juga sering dikunjungi anak - anak siswa usia dini dalam rangka kegiatan Outing, yang mana BPBD memberikan pengetahuan atau materi tentang kegempaan dengan alat seadanya untuk memberikan edukasi pelatihan, seperti seolah-olah naik dalam perahu. Dan minimal anak anak sudah dikasih bekal sejak awal, karena Indonesia dan terutama Jawa Tengah adalah laboratorium bencana, dan semua bencana itu ada. Tinggal kita siapkan manusia - manusia yang siap dalam menghadapi bencana serta khususnya Jepara dan Indonesia pada umumnya sehingga mereka itu tahu jika ada sesuatu kejadian bencana, pungkasnya.
(Hani K/ Y)