Kab. Semarang, suaragardanasional.com | Dusun Baran Gunung, Desa Baran, Kecamatan Ambarawa — Inovasi luar biasa dilakukan oleh Kelompok Tani Muda Manunggal Rasa. Dengan menciptakan sistem pasar lelang hasil panen cabai, para petani sukses menjaga kestabilan harga dan meningkatkan keuntungan mereka.
Kelompok ini terdiri dari 19 petani muda yang biasa menanam sayuran dan bunga sedap malam. Namun, pada musim ini, seluruh lahan persawahan terbuka difokuskan untuk budidaya cabai. Setiap petani rata-rata memiliki 2.000 pohon cabai yang dipanen dua kali seminggu. Kini, mereka sudah memasuki panen ke-25 hingga ke-30 kalinya.
Menurut Sekretaris Kelompok Tani, Pak Jupriyono, harga Break Even Point (BEP) cabai saat ini berada di angka Rp19.000 per kilogram. Artinya, harga jual harus melebihi angka tersebut agar petani mendapat keuntungan. Menariknya, fluktuasi harga yang cepat bisa mendorong harga cabai hingga menembus Rp100.000, yang tentunya menjadi peluang keuntungan besar bagi petani.
Pak Jupriyono juga menambahkan bahwa para petani sudah sangat memahami teknik budidaya cabai dengan baik: memilih musim tanam yang tepat (bukan musim hujan), menjaga poros tanah, pengaturan pola pemupukan, hingga pengendalian hama dan jamur. "Petani di sini sudah seperti tenaga profesional," ujarnya.
Inovasi Lelang Panen
Kehebatan utama kelompok tani ini terletak pada terobosannya: sistem lelang terbuka untuk penjualan cabai. Dipimpin oleh ketua kelompok, Lazadiyanto, mereka menjalin kerja sama dengan beberapa bandar besar dari daerah sekitar.
Proses lelang dilakukan secara videocall saat panen. Empat bandar dari lokasi berbeda akan melakukan penawaran. Siapa yang berani membeli dengan harga tertinggi, maka langsung dibuat kesepakatan. Hebatnya, malam itu juga, hasil panen dibayar tunai dan langsung diambil.
Keuntungan sistem ini:
Petani mendapat harga terbaik, serentak, dan tunai.
Mengurangi risiko gagal transaksi.
Bandar mendapatkan cabai berkualitas dan kuantitas terjamin langsung dari petani.
Pengambilan hasil panen terpusat dan efisien.
Secara keseluruhan, sistem lelang ini menjadi solusi cerdas yang menguntungkan semua pihak, menciptakan ekosistem panen yang stabil, transparan, dan profesional.
Semoga terobosan dari Kelompok Tani Muda Manunggal Rasa ini bisa menjadi inspirasi dan literasi pertanian bagi desa-desa lain di Indonesia.