π™‡π™žπ™©π™šπ™§π™–π™¨π™ž π™Žπ™–π™π™–π™—π™–π™© π˜Ώπ™šπ™¨π™–

Kabupaten Semarang, suaragardanasional.com | Di balik bentang alam yang asri, hamparan sawah, ladang, pekarangan dan hutan yang alami, seribu adat budaya bersanding, serta semangat gotong royong masyarakatnya, desa-desa di Indonesia sesungguhnya menyimpan potensi luar biasa. Sayangnya, kekayaan tersembunyi ini sering luput dari perhatian, terkubur di bawah keterbatasan akses dan informasi. Menjawab tantangan inilah, Sahabat Desa, sebuah gerakan literasi sosial yang digagas oleh Budi Prasetyawan, hadir sebagai solusi konkret dalam membangun desa dari akarnya.


Gerakan ini lahir dari sebuah mimpi besar: menjadi stimulus bagi anak-anak di desa agar berani mengungkap potensi diri dan lingkungan mereka. Ketika keberanian mengungkap potensi ini menjadi sebuah tren, pada akhirnya akan terbentuklah peta desa yang sesungguhnya, bukan sekadar data statistik BPS, melainkan data real yang disampaikan dan dipetakan langsung oleh warganya. Inilah esensi pembangunan yang partisipatif dan autentik.


Apa Itu Sahabat Desa?


Sahabat Desa merupakan inisiatif berbasis komunitas yang bertujuan membangkitkan kesadaran masyarakat akan kekayaan lokal melalui pendekatan literasi dan edukasi. Berkolaborasi apik dengan Pendamping Lokal Desa dan pelaku UMKM Center Kabupaten Semarang, gerakan ini mendorong transformasi desa melalui pemanfaatan media sosial, pelatihan, dan kelas-kelas komunitas yang relevan dengan kebutuhan warga.


Kunci Kemandirian Indonesia Berawal dari Desa


Menurut Budi Prasetyawan, kemandirian Indonesia seharusnya bertumpu pada dua kekuatan utama desa: tanah yang subur dan budaya yang luhur. Nilai-nilai lokal seperti toto kromo (tata krama), tepo sliro (tenggang rasa), dan gotong royong bukan hanya sekadar tradisi usang. Lebih dari itu, nilai-nilai ini adalah fondasi karakter bangsa yang sangat relevan untuk pembangunan ekonomi dan sosial masa kini. Modernisasi desa, kata Budi, tidak berarti meninggalkan jati diri lokal. Justru, desa harus mampu menyelaraskan budaya dengan teknologi, menciptakan kemajuan yang berakar kuat pada identitas.


Potensi Lokal dengan Sentuhan Global


Salah satu kekuatan utama desa terletak pada komoditas lokal seperti kopi, jagung, padi, dan ketela. Namun, Sahabat Desa mendorong agar produk-produk ini tidak hanya dijual sebagai bahan mentah. Gerakan ini mengedukasi masyarakat untuk mengolahnya menjadi produk bernilai tinggi: dari makanan kemasan hingga produk kerajinan yang praktis, ekonomis, dan kompetitif secara global.


Dengan pelatihan sederhana dan pengenalan teknologi tepat guna, masyarakat desa dapat mengembangkan produk UMKM lokal yang mampu bersaing di pasar nasional, bahkan internasional. Di sinilah pentingnya edukasi dan pendampingan berkelanjutan agar potensi ini tidak hanya berhenti pada wacana.

Literasi Sosial: Kunci Perubahan di Desa


Sahabat Desa meyakini bahwa perubahan besar selalu dimulai dari kesadaran kolektif. Melalui kegiatan seperti pemetaan potensi desa, pelatihan keterampilan, hingga dokumentasi cerita-cerita lokal melalui konten yang inspiratif, desa dapat tampil sebagai aktor utama dalam pembangunan nasional.


Ketika potensi desa terdokumentasi secara baik dan disebarkan secara luas, pemerintah, investor, dan publik akan lebih mudah melihat desa bukan lagi sebagai objek bantuan, melainkan sebagai mitra strategis dan subjek aktif pembangunan. Inilah semangat yang ingin disebarkan; sebuah "virus" positif untuk melakukan hal serupa di seluruh pelosok Nusantara, memunculkan "budi-budi" lain yang siap membangun dari desa.


Kolaborasi: Membangun Desa Tidak Harus Menunggu Program Besar


Gerakan Sahabat Desa menjadi contoh nyata bahwa membangun tidak harus selalu dimulai dari proyek besar yang mengandalkan dana triliunan. Cukup dengan inisiatif kecil, kolaborasi tulus antarpihak, dan komitmen jangka panjang, kekuatan desa bisa menjadi fondasi kokoh untuk masa depan Indonesia yang mandiri dan berdaya. Mari bersama mendukung dan meniru langkah Budi Prasetyawan agar semangat ini terus menyala di setiap desa di Indonesia!.(BP)

Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top