Kabupaten Semarang, suaragardanasional.com | Setelah vakum selama pandemi COVID-19, Java Kriya Craft, produsen Indonesia yang membuat boomerang dan didgeridoo buatan tangan dengan inspirasi budaya Aborigin Australia, kembali dengan kuat ke pasar ekspor. Berbasis di Desa Watuagung, Tuntang, Kabupaten Semarang, usaha kriya lokal ini kini kembali mengirimkan produknya ke pembeli internasional.
Perjalanan dimulai pada 2002 ketika Mba Rini dan suaminya melihat peluang ekspor melalui hubungan dengan pembeli yang mencari kerajinan etnik berbasis kayu. Mereka bekerja sama dengan pengrajin di Kasongan, Yogyakarta, untuk menciptakan boomerang dan didgeridoo yang otentik dan dibuat secara manual.
Pada 2004, Mba Rini mendirikan PT Java Kriya Craft dan memulai produksi mandiri dengan mendatangkan pengrajin berpengalaman dari Bandung. Proses produksinya tetap sepenuhnya buatan tangan—setiap lekuk, kombinasi warna, dan motif lukisan dikerjakan oleh tangan terampil manusia. Pendekatan artisana ini memberi setiap produk nilai estetika unik.
Hanya satu mesin modern yang digunakan: sebuah mesin bubut. Sisanya adalah murni keterampilan tangan. Pada masa jayanya, Java Kriya Craft mempekerjakan lebih dari 200 pekerja, memproduksi dalam volume tinggi dari bengkel awalnya di Desa Pakis Bringin.
Namun, ketika pandemi COVID-19 melanda pada 2019, produksi terhenti karena permintaan dari pembeli menurun drastis. Tenaga kerja terpaksa menghentikan semua operasional.
Kini, dengan gelombang baru permintaan ekspor dan basis operasi yang baru di Watuagung, Java Kriya Craft kembali beraktivitas—menyulut kembali misi mereka untuk membagikan semangat kerajinan tangan Indonesia ke seluruh dunia.
Dengan menggabungkan bakat lokal dan apresiasi global terhadap desain berinspirasikan Aborigin, Java Kriya Craft menjadi simbol ketahanan serta koneksi budaya melalui keunggulan artisana. (BP)
