Warga Pare Kolaborasi Tirakatan Pitulasan Bareng PPKRI

 

TIRAKAT PITULASAN : Warga Desa Pare, Kranggan, Kabupaten Temanggung gelar tirakatan pitulasan bersama DPD PPKRI Yon Serna Trikora Bela Negara Provinsi Jawa Tengah. Tirakatan untuk menjalin kerukunan, juga berdoa bersama bagi para pendahulu yang berjuang memerdekakan Bangsa Indonesia. Foto : Hery Setyadi


Temanggung, suaragardanasional.com - Peringatan HUT Kemerdekaan RI Ke-80 di tahun 2025 digelar hampir di seluruh penjuru tanah air. Bentuknya dalam banyak perlombaan  yang menyenangkan, upacara bendera dan malam tirakatan. Di Desa Pare, Kecamatan Kranggan, warga berkolaborasi dengan PPKRI (Penerus Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia) menggelar hajat tirakatan malam tirakatan, Sabtu (16/8/2025). 


Berlokasi di RT 003 RW 002, Dusun Mendirat, Desa Pare, warga plus anggota PPKRI berdo'a bersama, mengheningkan cipta. "Kita ini wajib bersyukur ya atas kemerdekaan yang diraih Bangsa Indonesia. Kami menggelar tirakatan bersama warga dan PPKRI untuk  kerukunan sosial. Sebagai sama-sama warga negara Republik Indonesia, kami ingin terus akur, bergotong royong dan berkontemplasi atau merenungkan bersama betapa besar jasa para pendahulu kita, " tutur Pras (27) warga Desa Pare. 


Setali tiga uang, lokasi malam tirakatan disepakati digelar di depan halaman kantor DPD PPKRI Yon Serna Trikora Bela Negara Provinsi Jawa Tengah yang berdiri di desa tersebut. Warga dan anggota PPKRI berkumpul semalam suntuk. "Kami dari PPKRI berharap kesempatan kebersamaan seperti ini terus dijaga. Kebetulan kantor PPKRI berada di Desa Pare yang masyarakatnya tentram dan kehidupan sosialnya cukup baik, " ujar Slamet Budiyana (58) salah satu anggota PPKRI. 


Ketua DPD PPKRI Yon Serna Trikora Bela Negara Provinsi Jawa Tengah, Warkuki menyatakan tradisi menggelar tirakatan malem 17 Agustus bisa dibilang sudah menjadi agenda nasional warga negara Indonesia. Warga dan PPKRI menyadari kegiatan setiap tahun ini sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat. "Dengan adanya tirakatan pitulasan, sudah tidak ada sekat-sekat, baik agama, suku, maupun pekerjaan. Semua warga membaur bersama dalam bingkai warga negara Indonesia," jelas Warjuki. 

Kehadiran PPKRI ditengah-tengah masyarakat diharapkan membawa manfaat positif. Para anggota PPKRI diminta tidak merasa eksklusif di masyarakat. Warga atau masyarakat dan  PPKRI bisa saling bertukar informasi, tentang apa saja yang dihadapi oleh masyarakat. Sehingga eksistensi PPKRI dapat tali temali dengan harapan masyarakat yang ingin hidup tentram, makmur sejahtera. (Hery S)

Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top