Semarang, suaragardanasional.com| Sebanyak 208 direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDE ) dari berbagai desa di Kabupaten Semarang mengikuti roadshow yang digelar oleh Komite Ekonomi Kreatif (KEK) bersama Dispermasdes Kabupaten Semarang. Kegiatan yang berlangsung selama empat hari, dari Senin 8 September, hingga Kamis, 11 September 2025 ini dibagi ke dalam empat zona (Kecamatan Tengaran untuk zona Utara, Kecamatan tuntang untuk Selatan, Aula Dispermandes Kabupaten Semarang untuk zona Timur, dan untuk zona Barat di Kecamatan Ambarawa) dengan tujuan utama memotivasi para direktur BUMDES agar mampu mengolah potensi desa menjadi aset bernilai ekonomi.
Sekretaris KEK Kabupaten Semarang, Satria Rama, bersama bidang pengembangan SDM, Budi Prasetyawan, menjelaskan bahwa banyak potensi di desa yang sering kali dianggap biasa oleh warga setempat, padahal memiliki nilai jual tinggi. "Kami ingin BUMDes tidak lagi bingung mencari ide usaha. Cukup angkat kearifan lokal yang sudah ada, lalu kemas menjadi nilai baru," ujarnya.
Dalam pelatihan ini, peserta diberikan contoh konkret potensi desa yang bisa dikembangkan, antara lain: Sentra Kerupuk: Di beberapa dusun, puluhan pelaku usaha kerupuk hanya berprodulksi secara individu.
Jika dikelola bersama, bisa dibentuk sentra yang tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga menawarkan edukasi, menarik reseller, dan membuka kemitraan baru. BUMDes berperan sebagai manajer yang mengelola, memasarkan, dan memperluas jejaring.
Industri Arang Kayu Kelengkeng: Produksi arang kayu yang dilakukan secara manual oleh warga, dengan kapasitas 20 ton per bulan, bisa menjadi produk unggulan yang stabil di pasar jika dikelola dengan manajemen yang baik. Kontes Durian Lokal: Saat musim panen, kontes durian bisa menjadi acara tahunan yang meningkatkan branding desa sekaligus menarik wisatawan dan pecinta durian dari luar daerah.
Destinasi Wisata Sejarah: Bangunan-bangunan peninggalan kolonial yang dianggap biasa oleh warga lokal, bisa menjadi daya tarik luar biasa bagi wisatawan. Potensi ini perlu diangkat melalui promosi dan paket wisata terpadu. Strategi yang ditekankan dalam pelatihan ini mencakup blow up melalui media sosial untuk promosi yang lebih luas, melibatkan pemuda, pelajar, dan komunitas dalam kegiatan kelompok, serta mengintegrasikan berbagai potensi menjadi satu paket wisata desa yang utuh (kuliner, produk, budaya, dan edukasi).
KEK menekankan bahwa pengembangan BUMDES harus berpijak pada tiga pondasi: ekonomi (menghasilkan pendapatan), sosial (melibatkan masyarakat secara langsung), dan lingkungan (menjaga kearifan lokal). Dengan proaktivitas masyarakat dan dukungan penuh warga, BUMDes akan terus berkembang melalui inovasi dan kreativitas.


